Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerbung

Arwah Penasaran Episode 4: Rahasia Tersembunyi di Balik Cermin

9 Januari 2025   08:37 Diperbarui: 9 Januari 2025   08:37 33 1


Anya terengah-engah saat ruangan berhenti bergetar. Pisau kuno itu masih tertanam di lingkaran simbol di dinding. Tubuhnya gemetar, tapi ia tahu belum waktunya menyerah. Suara gadis kecil tadi terus terngiang di kepalanya: "Waktu untukmu semakin sedikit."

"Apa maksudnya? Apa yang akan terjadi padaku?" bisiknya pada diri sendiri, tapi hanya kesunyian yang menjawab.

Saat ia bersandar pada dinding untuk mengatur napas, sesuatu menarik perhatiannya. Cermin besar yang kusam, yang sebelumnya ia lihat di lantai atas, kini berdiri tegak di sudut ruangan bawah tanah. Padahal ia yakin tidak ada cermin di sana sebelumnya.

Dengan ragu, Anya mendekati cermin itu. Bayangannya terlihat aneh, seperti ada seseorang berdiri di belakangnya. Kali ini lebih jelas: seorang gadis kecil dengan wajah pucat dan mata besar yang penuh kesedihan.

"Tolong aku..." suara itu menggema dari cermin.

Anya menelan ludah. "Siapa kamu? Apa yang terjadi di sini?" tanyanya dengan suara bergetar.

Gadis itu tidak menjawab, hanya mengarahkan jari ke cermin, menunjukkan sesuatu. Tulisan yang sebelumnya samar kini lebih jelas:
"Kunci jawaban ada di balik cermin."

Anya mendekat dan menyentuh permukaan kaca. Suhu dingin menyengat tangannya, tapi ia merasakan sesuatu menariknya. Dengan keberanian yang tersisa, ia mendorong cermin itu. Tiba-tiba, cermin berputar, membuka pintu rahasia menuju lorong gelap.

"Kau harus masuk... atau mereka akan datang." suara gadis itu terdengar lagi, lebih mendesak.

"Mereka? Siapa mereka?!" Anya mulai panik, tapi suara langkah berat dan gemuruh dari ruang atas membuatnya tak punya pilihan.

Ia melangkah masuk ke lorong itu, yang berbau tanah basah dan darah. Saat ia berjalan lebih jauh, lorong itu membawa Anya ke ruangan lain, lebih besar, dengan dinding yang dipenuhi coretan simbol kuno. Di tengah ruangan, ada peti mati kayu yang dikelilingi lilin menyala.

"Kunci semua ini ada di peti itu," bisik gadis kecil dari kejauhan. "Tapi hati-hati, mereka tidak akan membiarkanmu pergi dengan mudah."

Seketika, suara lolongan menyeramkan terdengar di belakangnya. Anya berbalik dan melihat bayangan hitam besar bergerak mendekat, matanya merah menyala seperti bara.

"Anak manusia! Kau tidak seharusnya di sini!" bayangan itu menggeram, suaranya membuat ruangan bergetar.

Anya meraih lilin di dekat peti dan mengarahkan nyalanya ke bayangan itu. "Jangan mendekat!" teriaknya dengan putus asa.

Bayangan itu berhenti, tapi hanya untuk sesaat. Ia tertawa dengan suara menggelegar. "Api kecil itu tidak akan menyelamatkanmu!"

Dengan keberanian terakhirnya, Anya membuka peti mati. Di dalamnya, ada tengkorak kecil yang memancarkan cahaya redup. Begitu ia menyentuhnya, seluruh ruangan diselimuti cahaya terang, dan bayangan itu melolong sebelum menghilang.

Namun, cahaya itu membawa kejutan lain. Gadis kecil yang tadi membantunya kini berdiri di depan peti, tapi wajahnya berubah, senyumnya penuh dengan kejahatan.

"Terima kasih telah membebaskanku," katanya dengan nada dingin. "Sekarang giliranku."

Bersambung...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun