Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Hidup Bagaikan Sebuah Lagu

17 April 2012   03:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:31 1055 0
Hai Kawan-kawan, ini adalah tulisan lama yang juga disimpan lama dalam lembaran kertas dan terlipat rapi ditengah tumpukan buku-buku lamaku. Tulisan ini sedikit serius karena ditulis ketika ketegangan sedang memuncak. Let's read It, enjoy yourself...

19 April 2011, 08:33:00, Surabaya

Life is a Song

Lempengan koin yang biasa kita pakai sebagai alat pertukaran dalam jual beli memang biasa saja. Sederhana dan tidak akan pernah berubah sampai kapanpun karena akan selalu berwujud seperti itu. Bahkan sejak zaman prasejarah ketika manusia hidup tanpa sehelai benang dibadannya. Sampai kini, zaman yang dipenuhi dengan hal-hal diluar logika berpikir kebanyakan. Berbentuk bulat pipih dengan dua sisi yang sangat jelas menggambarkan perbedaan.Satu sisi adalah penggambaran akan nilai tukar benda itu jika dibarter dengan benda yang bernilai sama. Sisi kedua, sisi yang bersebelahan dengan besaran nilai itu adalah sisi yang melukiskan objek-objek tertentu. Kedua sisinya juga akan tetap seperti itu, tidak ada yang istimewa dengan logam tersebut. Tapi coba kita cermati lebih jauh lagi. Kita tarik benang merah yang berpangkal dari lempengan logam tadi. Akan kita dapati sebuah filosofi sederhana yang penuh makna didalamnya. Makna kehidupan, makna yang jika kita mengerti akan menjadi petunjuk dalam menjalani hidup. Ya, makna itu adalah uang koin.

Penggambaran filosofis lempengan logam yang tidak akan pernah berukuran lebih besar dari genggaman tangan itu tentunya yang membuat dia begitu bermakna. Koin selalu mempunyai dua sisi yang pasti berbeda. Seperti itu juga hidup. Hidup selalu memiliki dua sisi yang berbeda dan lengkap dengan kompleksitas mereka masing-masing. Sisi baik dan buruk. Hitam dan putih. Gelap dan terang. Serta cerita cinta dan benci yang paling kompleks dari pencitraan dua sisi tadi. Tapi lebih dari itu, hidup adalah sebuah lantunan melodi yang sangat indah. Melodi yang membuat setiap pendengarnya hanyut dalam lamunan yang kadang sangat jauh dari kenyataan. Hidup adalah alunan melodi dirangkai dalam kisah cinta dan benci. Yang begitu sukar jika dibandingkan dengan melodi apapun yang pernah diciptakan manusia. Bagaimana tidak, notasi-notasi hidup itu diciptakan oleh Sang Pencipta. Lantunan nada-nada itu jauh lebih indah dari Bagatelle No. 25 in A Minor milik maestro klasik Ludwig Van Beethoven. Simponi Fur Elise itu hanya menggambarkan cinta terhadap seseorang, tanpa benci yang menjadi pewarna dan bumbu. Fur Elise mungkin bisa membuat kita hanyut dalam cinta, tapi tidak dalam benci. Tidak ada bumbu dan penyedap rasa yang akan kita rasakan ketika menikmati notasi itu. Manusia tidak akan pernah bisa menggambarkan cinta secara utuh diatas media apapun. Tidak akan bisa tercitra dengan puisi dan prosa-prosa klasik gubahan Kahlil Gibran. Tidak akan teruraikan dengan drama-drama panggung milik William Sheakspear. Atau bahkan tidak akan terimajinasikan lewat goresan kuas Leonardo Da Vinci. Itulah hidup, penggambaran cinta secara utuh melalui lantunan-lantunan nada kehidupan. Nada-nada yang tidak hanya berisikan cinta, tetapi juga benci.

Tapi setidaknya, sebagian kecil lantunan itu bisa kita nikmati melalui syair-syair para seniman. Lirik lagu dan penggambaran mereka tentang hidup dengan cinta dan benci terasa sangat dekat dengan kita. Fix You milik Coldplay sangat bisa menggambarkan gejolak itu. Ketika hidup dengan perjuangan tetapi tidak kunjung menghasilkan. Ketika kita mendapatkan sesuatu yang sangat kita dambakan, padahal itu bukan sesuatu yang benar-benar kita butuhkan. Dan saat kita benar-benar letih dengan sebuah perjuangan bahkan untuk memejamkan matapun terasa tidak semudah biasanya. Semua akan terasa pahit ketika itu. Disaat itulah benci merasuki tulang belulang kita, merasuk kesetiap aliran darah kita. Tapi jika kita mau mendengarkan benci itu sejenak, merasakan apa yang sebenarnya benci itu rasakan. Maka itulah cinta, mendengarkan ketika benci berbicara, menunggu ketika benci mengoceh. Keadaan itu yang kemudian pada saatnya akan membuat kita sadar bahwa hidup harus seperti lantunan melodi. Harus selalu seiring dengan benci yang memberi kekuatan pada cinta.

Life is a song. A song that You have to play even that’s a bad song. Trust me, Your life will not so nice if you can play all the song. You just have to understand enough about the lyrics. Not the melody.

The End,
thanks for read it,...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun