Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Membangun yang Terhimpit, Sebuah Doa untuk Jokowi

12 Agustus 2012   20:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:53 414 3
Senja tlah lama pergi, lelap dalam pangkuan pertiwi

Ada banyak resah yg masih tersisa, menyertai malam yg kian sepi

Dan aq tetap termenung menemani batin menyusuri setiap tanya

Adakah mentari akan kembali dengan kisah yg sama?



Ingin kupejamkan mata untuk berdamai dengan hening

Tp rintihan derita anak negeri tak kuasa dibendung

menghempaskan tubuh yg tak berdaya ini terhanyut dlm kekalutan

Apakah rintihan derita itu akan kembali terdengar?



Kuuraikan nada setiap jeritan menjadi serpihan kata

Memberinya nafas untuk menjadi asa

Namun angin malam menyapa dlm bisu yg terus bertanya

Adakah fajar pagi membawa secercah harapan baru?



Kunyalakan lilin kecil yg tergeletak di meja belajar itu

Menyelami kalbu meretas jalan bersama Sang Khalik

Barsenandung memadahkan kidung rindu yg kian terhimpit

Bangunlah hai jiwa yg kelana, ikuti irma detak jantung yg kian menggelora

Nyalakan api hasrat yg ada di hati dan gemakan ikhtiar yg kian tersumbat

Hidupku adalah karyaku.....dan karyaku adalah menjawab panggilan sejarah....



Kepada angin malam kutitipkan setiap resah utk pergi dan tertidur bersama lelapnya malam

Kurengkuh hening menyatu dgn kalbu yg bening kembali merangkai puing-puing harapan

menyirami jiwa yg gelisah dengan embun ilahi tumbuhkan semangat baru

Dan lilin kecil itupun terdiam dalam lunglai dan akhirnya mati sbg martir

Kupejamkan mata dalam tidur menyiapkan raga menyambut kedatangan pagi

Smoga kehadiran Jokowi adalah sebuah jawaban, agar setiap asa kembali mekar

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun