Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Lagi-lagi Tentang Uang

25 Januari 2014   10:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29 22 0
Dua orang tetangga yang baru saja berbelanja nampak sedang berbincang-bincang dari arah sebrang sana. Ketika melintasi rumah saya, mereka berhenti lalu mengeluhkan kekecewaannya dan berkata,

" Tau gak, Sih... kemarin di perwiritan dibagi-bagikan uang kepada para anggota wirit yang hadir. Masak kami gak dapat gara-gara enggak datang. Padahal kami juga anggota wirit" .

"Oo... memangnya dari partai mana, Bu?'' jawabku

"Sebenarnya udah banyak partai yang datang ke wirit, bagi-bagi uang. tapi itulah... pas kami gak datang ya kami enggak dapat. Jadi mau yang mana dipilih?!" Gerutu mereka.

"Memamngnya dikasih uang berapa,bu?"

"Kemarin itu ke  ketua wirit dibagikan uang Rp1.000.000,-. dan  dibagikan ke seluruh anghgota yang hadir masing-masing Rp20.000,-

Aku tercengang dalam hati. uang Rp20.000,- diributkan. Mental tangan di bawah. Tapi bagi yang sangat membutuhkan uang itu sungguh sangat berarti sekali. Bisa untuk beli minyak sayur, atau beras, atau gula.  salah satu sembako bisa dibeli dengan uang segitu! Aku diam saja, lalu mereka berlalu sambil melanjutkan obrolannya.

Aku jadi mikir, kok enggak berubah juga ya... setiap akan diadakannya pemilu pasti bagi-bagi uang itu jadi angenda wajib. Bahkan bagi ini itu. Bahkan ada lagi cerita disuatu kelurahan yang pekan lalu aku datangi bersama teman-teman, kami mendapat info ada caleg dari partai tertentu sanggup memmbagikan uang Rp50.000,- kepada masyarakat setempat. ditambah lagi ada yang bagi-daging. Dahsyat betul uangnya yaa... masyarakat begitu banyak dikasih uang ditambah daging sapi.

Yang lain mengatakan," Nanti kalau dipilih, dan terpilih, naik jadi anggota dewan, dia lupaaa.... huuu..."

Aku jadi teringat. Temanku yang kebetulan caleg mengatakan," Bu, kalau misalnya ditempat biasa kita  ngisi perwiritan kita kasih pelatihan buat tempe, mau?"

"saya perhatikan mereka memang masyarakat kurang mampu. Kalau diberi pelatihan buat tempe kan bisa mereka jual dan bisa jadi bahan pangan mereka sendiri. Atau buat kerajinan tangan. Saya bsia ngajarinnya,Bu!"

"Cocok,bu". Kataku.

Memang ditempat itu yang memang gak jauh dari kelurahan kami memang masyarakat yang sangat membutuhkan. Aku sedih saat mereka berbincang tentang lauk. tentang ubi apa yang enak disambel sebagai teman makan nasi ketika berkunjung ke rumah mereka karena ada yang melahirkan, mereka berbincang tentang lauk. tentang ubi apa yang enak disambel sebagai teman makan nasi.

Ya Allah,,,,, ubi disambel??? setahu ubi kan makanan teman minum teh. Apalagi yang menderita diabetes. Itu pun jarang dibuat orang. .Paling sering kudengar ubi dibuat bolu, atau kue basah. Buat jadi lauk.

Hm... Entahlah...

tapi aku berharap, semoga apa yang disampaikan temanku tadi bisa terealiasi. Berbuat dengan modal sedikit, tapi berguna untuk menambah income masyarakat setempat yang kami memang sering ke situ untuk silaturahim. Daripada bagi-bagi uang lalu lupa. Karena dengan bagi-bagi uang justru membuat masyarakat punya mental TANGAN DI BAWAH alias PEMINTA.

25012014

09.52

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun