Kepastian kedatangan jenazah Zulaikah, pertama kali diterima keluarga dari rekan sesama TKI di Malaysia, Sabar. Kabar tersebut diterima Roisatul Ainiyah, 38, adik korban. Ia dihubungi melalui telepon terkait rencana kedatangan jenazah. "
Jenazah yang dikirim melalui angkutan udara, tiba di bandara Juanda, Selasa sore. Selanjutnya, dengan jalan darat, jenazah menuju Jombang diangkut dengan ambulans. Sekitar pukul 22.00, jenazah tiba di rumah duka. Hujan tangis keluarga menyeruak ketika peti jenazah Zulaikah keluar dari mobil jenazah.
Sabar kos ditempat sabar, tempat kerja tak tahu, yang mengirim ilegal, juragan tempat di bekerja ke Roistul Ainiyah. lewat telpon. Keesokan paginya, sekitar pukul 09.00, jenazah korban diusung untuk dimakamkan ke TPU (Tempat Pemakaman Umum) desa setempat. Saat berada di lokasi pemakaman, kedua orang tua korban, yakni Syahid, 66, dan Shalihati, 63, semakin terpukul.“Zualikah sudah bekerja di Malaysia selama empat tahun,” ungkap Shalihati.
Zulaikah pergi ke Malaysia untuk membantu perekonomian keluarga. Pihak keluarga tak ada yang mengetahui PJTKI (Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia) yang menyalurkan Zulaikah. Diduga, ia pergi ke merantau secara ilegal. Di negeri jiran, korban bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Kabar kematian Zulaikah diterima pihak keluarga dari Sabar, tetangga korban yang berada di Malaysia. Diduga, korban meninggal akibat penyakit liver. Ketika meninggal perutnya membesar dan matanya berwarna kekuningan. Korban meninggal pada Sabtu (27/11) lalu. Pihak keluarga tak memperoleh surat keterangan hasil visum. Sebelum diterbangkan ke Desa Badas, jenazah Zulaikah di otopsi di Hospital Serdang Nomor 503 Syekyen 4, Bandar Baru, Bangkajang, Selangor Darul Eksan.