Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Perusahaan yang (Tidak) Berperikeanakan

1 Agustus 2012   02:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:22 98 0
Lebaran tinggal hitungan hari lagi. Siap - siap mudik lagi dech.  bagi penduduk asli Ibukota, lebaran dan mudik bisa berarti, damai, tenang, bebas macet namun juga sedikit ribet.

Bisa damai dan tenang karena Jakarta tak lagi padat. karena tak padat maka jalanan juga tidak macet. kenapa ribet? ya karena para pembantu mudik, pedagang makanan yang kebanyakan orang jawa juga mudik, para pedagang pasar yang kebanyakan pendatang juga mudik. kalau pada mudik, ya ngasuh anak sendiri, masak juga sendiri, nyuci juga sendiri, beres-beres rumah juga sendiri.

Semakin ribet karena liburan lebaran cuma sebentar. suami kerja istri kerja. terus anaknya? kalau sudah dewasa memang bisa ditinggal tapi kalau masih kecil? mau dititpin keluarga, keluarganya jauh. mau dititipin tetangga, tetangganya juga kerja. ya mau bagaimana lagi, alternatif yang ada ya dibawa ke tempat kerja dech.

Ternyata perusahaan tak seindah yang dibayangkan. direksi sudah mengeluarkan keputusan. ''Tidak Boleh Membawa Anak Ke Kantor'. situasi menjadi semakin ribet. disatu sisi ada tanggung jawab sebagai orang tua, disatu sisi lain ada tanggungjawab sebagai pekerja.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana seharusnya perusahaan memposisikan diri?

Keluarnya keputusan Direksi agar karyawan tidak membawa anak ke kantor bisa disebabkan ketakutan pimpinan bahwa keberadaan anak-anak akan menganggu iklim kerja di kantor.  atau bisa juga karena para pimpinan takut orang-orang sulit membedakan ini perusahaan taman kanak-kanak hahahaha

Namun dalam situasi ini seharusnya perusahaan mengeluarkan kebijakan khusus. mengingat beberapa hal yang telah disebutkan di atas, perusahaan harus mengijinkan para karyawan yang memiliki anak untuk membawa anaknya ke kantor hanya sampai masa lebaran berakhir. dari pada kinerja karyawan tidak maksimal karena pikirannya terus menerus ke anak. jika pimpinan takut keberadaan anak-anak kecil itu menganggu bisa disiasati dengan menyiapkan ruangan khusus dalam kantor, sulap saja ruangan khusus itu menjadi tempat berkumpulnya anak-anak. yang membawa anak kan juga tidak sedikit, jadi mereka juga bisa saling mengenal dan bermain bersama. orang tua lega, perusahaan tetap untung.

Pertanyaan selanjutnya, kenapa ya keputusan tidak boleh membawa anak untuk dititipkan ke bagian SDM, hanya sedikit perusahaan yang berani menerapkan keputusan seperti itu? hehehe

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun