Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Catatan MS dari Nanik

20 Februari 2014   00:20 Diperbarui: 4 April 2017   18:05 2336 0
Inilah catatan istri saya ketika menjalani perawatan baik saat rawat jalan maupun rawat inap. Catatan ini bukan mutlak medis tapi sebagian analisa yang memudahkan istri untuk menerangkan ke dokter yang sering berganti-ganti di RS walau pun itu dalam satu RS karena terkadang ke poli Syaraf, poli rematik bahkan sewaktu di IGD di RSCM dan RS PKO Muhammadiyah. Catatan ini sengaja di-share atas permintaan beberapa teman terutama di kompasiana, semoga dapat berguna bagi pasangan, keluarga, saudara maupun teman yang mempunyai penyakit yang perlu Penanganan Ekstra dalam menjaga lingkungan tetap kondusif seperti Multiple Schlerosis, Devic Desease maupun penyakit imunitas lainnya. Nama: Nanik Supriyanti (1981-2013) alumni Jurusan Bahasa Indonesia UGM tahun 1999 dan Jurusan Linguistik UI tahun 2010. Diagnosa: Multiple Schlerosis_MS (2007), Devic Disease (2013)

  • 2003: mengalami seperti kesetrum atau nyeri sesaat di beberapa bagian tubuh (kepala, punggung). Awalnya seperti ingin menyentuh/menggaruk, kemudian akan nyeri beberapa detik dan kemudian bisa hilang sendiri.
  • 4 Desember 2003: Mata kiri tiba-tiba buram, kemudian benar-benar gelap. Hidung dokter di depan mata pun tak tampak. Berobat ke RS Mata YAP Yogyakarta, katanya infeksi saraf, lalu diobati antibiotik Clindamycin selama kurang dari sebulan bisa sembuh normal/terang kembali. Sudah periksa lapang pandang, tekanan bola mata, dll. Pada 2004 awal saya mengalami serangan serupa pada mata.
  • 24 Oktober 2004: Mata kanan mengalami gejala serupa berobat di Spesialis Mata RS PMI Bogor. Diberi antibiotik Medixon, dexametason, dll, kemudian sembuh.
  • 12 Desember 2004: Mata kanan/kiri (saya agak lupa mata yang mana) kembali gelap. Berobat di Spesialis Mata RS PMI Bogor dan sembuh.
  • 7 Februari 2005-10 Feberuari 2005: Masuk RS Azra, Bogor karena maag dan didiagnosa usus buntu. Tidak jadi operasi usus buntu, lalu pulang sore. Sekitar satu bulan lebih saya tidak bisa buang air besar, tetapi memang selama waktu itu saya selalu mutah, tidak banyak asupan makan yang masuk, mungkin karena maag. Mengalami nyeri seperti kesetrum juga, ada semacam bintik-bintik merah yang samar.
  • 11 Februari 2005, siang: Selang semalam keluar dari rumah sakit, tiba-tiba dada ke bawah baal, tidak bisa merasakan panas, lemas tidak bisa berjalan atau berdiri. Saya lumpuh seminggu di Bogor lalu dibawa pulang ke Yogyakarta.
  • 18 Februari-12 April 2005: Selama 52 hari dirawat di RS Sarjito Yogyakarta. Beberapa rotgen, cek darah dan laboratorium lainnya, mantu tes (Cek TBC atau tidak), CT Scan, MRI 2 film. Belum juga diketahui jenis virusnya, sehingga terpaksa minta persetujuan dilakukan Lumbal Fungsi (?), pengambilan cairan sumsum belakang. Dengan pengobatan, fisioterapi, dan terapi setrum listrik, kemudian saya diperbolehkan pulang meskipun belum bisa berjalan. Melalukukan Rawat Jalan dan ahli fisioterapi datang ke rumah, saya mulai bisa berjalan dengan bantuan walker. Sekedar menggerakkan jempol saja baru bisa setelah 18 hari di RS. Itu baru jempol kiri. Kemudian berangsur jari-jari kaki yang lain ikut bergerak. Dan selalu perkembangan kaki kanan lebih lambat dibanding kaki kiri. Kata dokter saya terserang virus CMV (Cito Megalo Virus) yang menyerang mylin di syaraf-syaraf tulang belakang.
  • 13 Mei-20 Juni 2005: Kondisi saya drop kembali, kembali mutah-mutah, lalu lumpuh kembali. 39 hari saya kembali dirawat di RS Sarjito. Kondisi saya makin parah, karena saya pelo, harus pakai oksigen dan semangat saya mulai turun. Tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, karena seperti putus asa. Saya kembali diambil cairan sumsum tulang belakang (lumbal fungsi). Saya kembali belajar menggerakkan kaki. Bahkan untuk sekedar menggeser atau mengangkat kaki pun tidak kuat.
  • Juni 2005: Saya mulai bisa berjalan tertatih dan tiba-tiba mata kiri saya kembali buram dan gelap sama sekali. Seingat saya ini kasus yang kelima kalinya. Saya juga kembali mengalami gejala nyeri atau kesetrum sesaat. Dan parahnya di banyak tempat, juga lebih sering. Jika sedang terjadi serangan, saya benar-benar tersiksa. Sama, seperti gatal dan ingin menggaruk, lalu kesetrum. Sebelumnya saya juga mengalami panas dan ada dua benjolan kecil di leher (kiri) bawah telinga. Berobat ke THT, diberi antibiotik, benjolan mengecil. Baru setelah ada kelainan pada mata kiri dan saya bolak-balik ke dokter mata dan syaraf, saya dicurigai menderita MS. Saya kembali melakukan pemeriksaan mata dengan manual, komputer, pemeriksaan lapang pandang yang kedua kali, dan lain-lain. Oleh Dokter mata dikembalikan ke dokter syaraf dan katanya obatnya pun sama denagn obat dari dokter syaraf. Baru didiagnosa suspect MS karena ada kecacatan di dua tempat dan beberapa ciri yang mengarah ke MS.
  • 12 Agustus 2005: berangkat bekerja ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta. Ibu saya ikut menemani saya. Berbulan-bulan saya masih mengalami keluhan mata, padahal saya tetap minum obat, karena sudah diberi resep (Kalmeco, Piracetam, Q-Teen, Clindamycin sempat beberapa minggu) untuk 2 bulan. Sudah hampir 4 bulan saya minum obat untuk mata, mengapa mata benar-benar tidak ada perubahan sama sekali. Apakah virusnya sudah kebal sehingga tidak mempan dengan obat serupa? Saya juga mengalami nyeri/kram/panas di perut kanan atas dan punggung kanan. Di tulang belakang bekas diambil cairan tulang belakang juga kadang terasa nyeri. Mata kanan saya juga seperti tidak setajam dulu. Nah, yang saya takutkan sayabisa mengalami kebutaan permanen. Padahal pekerjaan dan hidup saya sangat tergantung dengan membaca dan menulis.
  • 14 Januari-12 Maret 2006: Buta total (serangan kedua). Mata kanan yang masih bisa melihat dengan cepat menurun lalu gelap sama sekali. Sempat dirawat di RS Sardjito Yogyakarta selama sekitar 42 hari. Kembali dilakukan pemeriksaan medis seperti EKG, MRI, lumbal fungsi, dll. Pelan-pelan bisa melihat lagi, tetapi mata kiri tetap tidak bisa diselamatkan. Saat dirawat di RS mengalami herpes zoster yang sangat hebat, tetapi alergi aziclovir (zovirak?). Melempuh berair di sekitar dagu dan leher kanan, bahkan ada yang sebesar telur ayam. Luka bekas herpes zoster meninggalkan jaringan parut (bekas) “mengerikan” sampai sekarang (keloid). Dilakukan MRI, tidak ada lesi. Dilakukan lumbal fungsi (pengambilan cairan tulang belakang). SMS dokter Yudi yang membawa sampel saya ke luar negeri bahwa …..
  • September 2012: mata kanan sering memerah dan banyak kotoran. Mata kanan kabur (penglihatan menurun). Sudah dikoreksi dengan kacamata tetap sama saja. Kata dokter mata, minyak yang membentuk cairan air mata tersumbat (getah, minyak, air mata akan bergabung menjadi cairan air mata). Diberi obat posop fluorometholon (kuning), floxa ofloxacin (pink), protagenta polyvinylpryyolidone (hijau), lyteers (sterile eye drops), gel aculenta, kapsul doxycycline 100 mg.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun