Lelaki itu masih setia menunggui hujan. Pisau belati yang dicuri dari pamannya masih digenggamnya erat. Matanya masih menuju timur. Mencari pertanda kalau-kalau, ia muncul lagi. Tidak peduli walau gelap, basah dan dingin. Ia masih setia menunggui hujan. "kalau-kalau pagi kembali dan menenteng matahari di lengannya, aku harus membunuhnya!", pikirnya. Sekilas waktu tetap berjalan dan pagi berulang. Benar matahari tetap saja dibawanya.Â
KEMBALI KE ARTIKEL