Judul yang sangat menarik. Kementerian yang portofolionya juga menarik yaitu berkaitan dengan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan jika dahulu terkenal dengan Kesra atau Kesejahteraan Rakyat. Dimana sejatinya Kementerian ini tidak terlalu populer dibanding portofolio seperti Perekonomian maupun Polhukam atau dengan Marves juga tidak lebih. Bisa jadi karena pemegang mandat yang murni seorang teknokratis. Plus, terus terang sejak Reformasi atau lebih tepatnya Pemilihan Umum Presiden berlangsung, pemegang portofolio ini baru di periode kedua Presiden Jokowi, dipegang oleh sosok yang tepat. Yaitu sosok Profesor atau Akademisi yang bergerak dalam isu atau bidang keilmuan pendidikan dan sosial. Beliau 'naik' ketika menggantikan sosok yang kini menjadi Bakal Capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan tepat 7 tahun lalu yaitu 27 Juli 2016. Profesor Muhadjir Effendy dengan tenang dan sangat terukur langsung sigap untuk bertugas membantu Presiden dalam memegang Portofolio Pendidikan dan Kebudayaan hingga periode pertama kepemimpinan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla tersebut berakhir. Lantas apa yang bisa menjadi pesona beliau sehingga diam-diam beliau juga tak kalah 'mantul' dengan sosok semacam Sri Mulyani atau bahkan Basuki Hadimuljono.
KEMBALI KE ARTIKEL