Denyut jantungnya berdebum seperti bedug. Matanya yang terpaku pada jalan sempat menyipit silau akibat teriknya siang itu. Ahmad mengendalikan mobilnya dengan kecepatan tinggi sejak 30 menit lalu ia memulainya, namun saat ini jalanan yang dilaluinya mulai padat. Brengsek, ia merutuki keterlambatannya. Tapi waktu tak bisa diputar ulang.
KEMBALI KE ARTIKEL