Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Perempuan, Menulislah Lebih Banyak, Lebih Lagi

2 Mei 2015   22:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 116 9
Saya pikir, kita patut gembira menyambut semakin banyaknya perempuan penulis di jagat perbukuan Indonesia. Pertama, pada generasi penulis produktif saat ini, yang menonjol dan terkemuka di Indonesia justru banyak yang perempuan. Sebut saja Ayu Utami, Laksmi Pamuntjak, Oka Rusmini, Dewi Lestari dan masih banyak lagi. Kedua, jumlah perempuan muda yang berminat menulis pun semakin banyak dan bertambah dari waktu ke waktu. Saya memang tidak punya data angka, tapi ini berdasarkan pengamatan setiap saya menjadi pembicara ataupun pengajar di berbagai workshop menulis di universitas di sejumlah daerah di Indonesia.


Ini kabar gembira, karena semakin banyak perempuan yang bisa mengekspresikan dan menyebarkan luaskan gagasannya lewat tulisan adalah sinyal positif semakin dekatnya kita pada masyarakat yang berkeadilan.Disadari atau tidak, struktur masyarakat yang tidak adil antara perempuan dan laki-laki masih terjadi pada masyarakat kita. Masalah ketidakadilan gender bukan semata masalah individu.Ada seperangkat paradigma yang sudah tertanam di kepala laki-laki yang berlaku tidak adil terhadap perempuan.Iniadalah persoalan masyarakat,budaya dan negara secara keseluruhan sebagai sebuah sistem sosial.

Bahasamencerminkan masyarakat yang menggunakannya. Maka pada tataran masyarakat di mana terdapat struktur yang bias gender dan cenderung tidak adil terhadap perempuan, hal itu pulalah yang akan tercermin dalam bahasanya. Sebagai contoh, kita masih saja menggunakan istilah Wanita Tuna Susila(WTS)yang ditujukan pada perempuan pekerja seks. Namunistilah Laki-Laki Tuna Susila sebagai ‘pembeli’ jasa para perempuan pekerja seks atau laki-laki mucikarikerap tidak digunakan. Padahal kegiatan prostitusi hanya akan berlangsung sesuai hukum permintaan dan penawaran, yang melibatkan perempuan dan laki-laki. Lantas mengapa perempuan yang digelari ‘tuna susila’?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun