Hari ini, Senin 21 November 2011, merupakan hari yang dinanti nanti dalam sejarah sepakbola Indonesia. Hari ini, timnas Garuda Muda akan bertanding melawan timnas muda Malaysia, negara tetangga yang serumpun sekaligus musuh bebuyutan negara kita. Dari isu tentang TKI teraniaya, batas wilayah yang rancu sehingga menimbulkan konflik, sampai permainan laser yang menyilaukan mata membumbui hubungan diplomatik kedua negara. Hari ini, hari yang diharapkan sekian banyak masyarakat Indonesia untuk melihat timnas muda memberi pelajaran kepada Malaysia di ajang Sea Games ini setelah sekian lama geregetan melihat ketidaktegasan pemerintah terhadap Malaysia. Final sepakbola Sea Games. Euforia memuncak, emosi membara, serta ekspektasi tinggi masyarakat Indonesia mengiringi perjalanan timnas Garuda Muda. Rasa nasionalisme yang tiba-tiba bergelora membuat setiap orang bergerak menuju stadion Gelora Bung Karno untuk mendukung aksi timnas di lapangan. Termasuk saya yang tidak ingin ketinggalan dalam suasana gegap gempita tersebut. Sejak tiga hari yang lalu, ketika timnas Indonesia berhasil menancapkan langkahnya di semifinal, saya berusaha mencari informasi mengenai pemesanan tiket dan posisi duduk paling startegis di Stadion GBK. Sebagai warga yang baik saya berusaha mendapatkan tiket secara fair dan bukan melalui calo. Malu rasanya ketika semangat nasionalisasi sedang tinggi-tingginya kemudian dikotori dengan jalan yang menyimpang. Ada rasa ragu ketika mengetahui bahwa tiket tidak dijual secara online dan harus datang langsung ke stadion. Pembelian dilakukan dengan sistem form pemesanan pada H-1 yang harus ditukar dengan tiket asli di hari pertandingan. Sehingga penonton diharuskan mengantri dua kali yaitu ketika membeli form pemesanan dan ketika menukar form tersebut. Artinya, dengan kapasitas stadion yang mencapai 88.000 orang, akan terjadi total 176.000 orang yang mengantri pada rentang waktu dua hari. Kekhawatiran itu terbukti ketika saya datang ke lokasi pada hari Minggu, H-1. Nampak dari kejauhan barisan orang yang sedang mengantri tiket di beberapa loket yang disediakan. Ribet, rusuh, antrian berebut seperti apa yang saya bayangkan sebelumnya, benar-benar terjadi di depan mata. Loket sebelah utara stadion menjual tiket untuk kategori 4 yang terletak di tribun paling atas dengan harga Rp 25.000. Untuk kategori 3, kategori 2, dan kategori 1 dijual dengan harga Rp 50.000, Rp 100.000, dan Rp 200.000 di loket sebelah timur stadion. Setiap orang hanya dapat membeli 2 form tiket. Setiap pembelian harus dilengkapi dengan copi kartu identitas diri.
KEMBALI KE ARTIKEL