Saya duduk dan mengamati bagaimana anak-anak memanggil-manggil si Ibu.
"Bu, aku es teh."
Anak lainnya," Bu, ini uangku kembali seribu."
Anak yang berikutnya," Bu, aku nugget dua."
Si ibu melayani anak-anak dengan sabar. Dan yang membuatku heran, adalah dia hafal hampir semua nama anak yang jajan di situ.
"Es teh Dian? Pagi-pagi kok minum es? Mbok ngga usah pake es?" begitu kata si Ibu kepada anak yang membeli es teh.
" Apa Adit? Kembali seribu? Ya, bentar ya... Tak selesaikan ini dulu," jawaban sabar itu dia berikan buat anak yang lain. Aku tersenyum dan menikmati hiruk-pikuk tersebut.
Setelah kantin agak sepi, aku berdiri mendekat lemari makanan. Dan... Yess.... aku menemukan gorengan kesukaanku yang sudah lama aku tidak memakannya. Rolade daun singkong.
Tidak terasa saya menghabiskan tiga buah rolade beserta sepiring nasi sayur masakan si ibu.
"Bu, ini enak. Saya habis 3 lho," lapor saya pada si Ibu.
Ibu itu tersenyum sambil berkata,"Saya buat itu supaya anak-anak mau makan sayur."
Saya cuma manggut-manggut sambil berpikir bahwa ibu ini hebat. Kalau dia mau sekedar nyari untung mungkin lebih mudah dia beli makanan jadi dan yang penting anak suka tanpa memperhatikan gizi.
Jadi beberapa hal yang saya pelajari dari dia yaitu kesabaran, kecintaan pada anak, dan ketulusan serta harapan baik yang dia miliki untuk anak-anak dan setiap orang yang jajan di kantinnya.
Thanks Bu. Aku ngga heran kalo ibu dicintai anak-anak.