Seperti bercermin pada sumber tirta yang kotor, aku menoleh, yang kudapati hanya seorang perjaka uzur bertopeng yang berjalan gontai tak tentu arah dengan sebotol tuak di genggamannya. Menerjemahkan kegundahan hati yang tiada henti. Keterasingan yang dirasa - dalam ramainya kesepian. Tak dapat diterka. Seperti diterkam binatang tak buas.
KEMBALI KE ARTIKEL