3 Februari 2023 04:33Diperbarui: 3 Februari 2023 04:5817427
jalan hidup yang tak selalu mulus pernah kau tembus kau kira diri telah punya namun ternyata petaka datang tanpa aba-aba sementara diri tak bisa bela
sendiri jatuh kau tanggung serupa kayu ambruk tanpa tumpu
sementara rerimbun selingkung hanya mendesau kau ke udara murung dipalu kau yang lapuk ditalunkan kau bangkai debu kalaupun tumbuh hanya jamur melumuri kasur
tapi kau tetap terus melabur hidup
ketika mimpi kembali ditabur perihal sepohon kayu yang melebur jadi kursi, pintu, dan ranjang makmur di kamar istana lelaki uzur, kau langsung sergap karena kakimu mulai kedap sementara aman makin redap dan hidupmu masih lindap.
namun, di tikungan waktu kau lagi-lagi getir saat matahari tak lagi memancar dan bayangmu ikut memudar kau pun terpenjara gentar hingga kau memilih sunyi sembunyi
nenarnya peta kau mulai lupa arah hidup tanpa marwah pasrah pada yang entah yang kau kira indah daripada realita yang telah pecah.
sementara aku sendiri di sini, Mama harus berenang hidup menyusuri rimba zaman mencari dan membawa api untuk membakar dedaunan kata yang menyampah, berkuntilanak, dan berular di luar demi ada terang istana kita yang lembab namun masih saja remang-remang.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.