Desa Tanjungkarang, yang dikenal dengan keberagaman pemeluk agamanya, baru-baru ini menjadi tuan rumah bagi sebuah kegiatan penting dalam rangkaian program kerja KKN UNNES GIAT 9. Kegiatan ini mengusung tema "Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Teknologi untuk Membuat Video Pendek tentang Nilai-Nilai Pancasila," dengan tujuan meningkatkan kreativitas, pemahaman, dan pengamalan masyarakat desa terkait nilai-nilai Pancasila.
Desa ini adalah contoh nyata dari kerukunan beragama, dengan masjid, gereja, dan klenteng yang berdampingan secara harmonis. Keberagaman ini menjadi latar belakang penyelenggaraan kegiatan ini, yang bertujuan untuk memperkuat pengamalan nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat.
Acara dimulai dengan serangkaian pembukaan yang dibawakan oleh MC. Sesi pertama dari acara ini diisi dengan pemaparan materi oleh Bintang Maha Putra, yang membahas pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat yang memiliki latar belakang agama yang beragam. Materi dirancang untuk membantu peserta memahami bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan secara efektif dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks keberagaman yang ada di desa mereka.
Setelah materi pertama, sesi kedua menghadirkan Selviana, yang memberikan pelatihan teknis tentang cara menggunakan Canva untuk mendesain video pendek. Dalam sesi ini, peserta belajar tentang cara dan teknik yang dapat digunakan untuk membuat konten visual yang menarik dan informatif menggunakan Canva. Pelatihan ini diharapkan dapat memfasilitasi peserta dalam menciptakan video yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga mampu menyampaikan pesan mengenai nilai-nilai Pancasila dengan cara yang kreatif.
Kegiatan berlanjut dengan sesi challenge, di mana peserta diminta untuk membuat konten story Instagram yang bertema nilai-nilai Pancasila, khususnya sila pertama "Ketuhanan yang Maha Esa", mengingat tema yang dibawa adalah keberagaman pemeluk agama masyarakat di desa Tanjungkarang. Peserta berfoto bersama mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 dan memposting story di Instagram mereka, kemudian dinilai berdasarkan jumlah like yang diterima. Challenge ini tidak hanya bertujuan untuk mengasah kreativitas peserta, tetapi juga untuk mendorong mereka menggunakan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan pesan positif mengenai nilai-nilai Pancasila.