Pagi itu, ia bergegas untuk menemui gurunya, karena tepat jam 07.00 pagi ia harus menyerahkan sebuah artikel yang telah ia janjikan. Wajahnya pucat karena takut ia telat untuk datang di tempat yang telah dijanjikan. Dinginnya udara kita Bandung tidak lagi ia hiraukan, karena ia tahu ini adalah salah satu bentuk usahanya untuk bertahan hidup di salah satu kota besar di Indonesia.