Entah, sudah berapa kali kata mungkin tertepis dengan lantang. Â Namun ia terus saja datang, mengusik kenyataan. Â Kadang ia memang menyenangkan, namun seringnya ia menyembilu. Â Meriuhkan dada dengan luka-luka kecil tak tersembuhkan.
KEMBALI KE ARTIKEL