Bocah lelaki pinggiran kota
Mengejar mimpi di pagi buta
Kedua lutut di tekuk sengaja
Di kakinya terlilit temali derita
Usianya masih mentah
Terlalu dini mengukir sejarah
Raga mungil terpasung lelah
Memaksa senyum pamit dari wajah
Melipat perut lapar berkunjung
Sekian jumlah laba terhitung
Pejamkan mata seumur jagung
Melepas penat kian membumbung
Berat langkah pulang meniti
Sebelum mentari angkat kaki terangi bumi
Dongeng malam cemas menanti
Esok pagi kembali mengadu diri