Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Tak Sekhidmat Akad

12 Agustus 2016   15:05 Diperbarui: 12 Agustus 2016   15:18 163 2
Kutatap mega kejinggaan di ufuk barat. Bak permadani keemasan yang menyilaukan mata. Tertangkap oleh netraku segerombolan burung kuntul yang pulang ke peraduannya menuju arah barat. Rasa iri pun menyergap, kala kulihat sepasang burung kuntul yang terbang di belakang temannya. Pemandangan yang membuat hati teriris. Sepasang burung itu mengingatkanku pada seseorang yang pernah singgah di hatiku dan mengisi hari-hariku. Lima tahun silam, di tempat ini aku memandang langit jingga bersamanya. Menyaksikan kemegahan permadani Tuhan yang berhiaskan burung berarak menuju sarang. Di tempat ini, terakhir kalinya ia mengucapkan janji bahwa akan kembali. Tapi, penantian panjangku tak jua berujung suka. Semua sia-sia dan hanya menyisakan luka yang mendalam. Lima tahunku bersamanya dan lima tahunku menantinya kusadari sebuah kebodohan. Kuhabiskan usiaku pada suatu hubungan yang sia-sia. Sejak itu, aku tidak menjalin kasih pada siapa pun. Kenangan menyisakan luka membuatku trauma pada sebuah hubungan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun