Begitulah sebuah kalimat sarkastik yang saya ingat hingga detik ini yang keluar dari lisan ayah saya. Masih terngiang-ngiang. Bukan karena tanpa alasan, tapi karena memang sudah di ambang kehancuran. Tinggal mau menyikapi seperti apa, masa bodoh atau tersindir, silahkan. Mungkin terasa kurang ajar, tapi menurut saya lebih mengarah kepada sesuatu bersifat "lebih ajar".
KEMBALI KE ARTIKEL