"Kita melihat bahwa seluruh dunia 4 tahun yang lalu menggunakan instrumen fiskalnya untuk menghadapi pandemi COVID-19 dan kemudian menghadapi situasi inflasi dan suku bunga yang tinggi dalam jangka panjang menyebabkan policy space dari baik fiskal dan moneter di berbagai negara menjadi sangat terbatas. Tentu ini tidak dalam posisi yang menguntungkan karena perekonomian global dan berbagai perekonomian domestik berbagai negara justru sedang dalam posisi lemah" kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita Februari 2024 secara daring pada Kamis (22/2).
Dilansir dari kemenkeu.go.id neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren positif di tengah situasi perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas di pasar internasional. Neraca Perdagangan Indonesia masih surplus US$2,02 miliar di Januari 2024, hal ini menjadi salah satu pencapaian Indonesia di bidang perekonomian sebab Indonesia surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, surplus ini terutama berasal dari komoditas nonmigas sebesar US$3,32 miliar dengan penyumbang surplus utama adalah sektor bahan bakar mineral,minyak dan lemak nabati, besi dan baja.
Pentingnya peranan ekspor terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia karena ekspor dapat menghasilkan devisa bagi Indonesia. Pemerintah berperan untuk meningkatkan fungsi ekspor dalam mendatangkan devisa yaitu dengan bekerja sama dengan para eksportir, di tahun 2024 nilai ekspor mencapai US$20.52 miliar sedangkan nilai impor mencapai US$18,51 miliar.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga mengungkapkan aliran masuk modal asing di pasar domestik terus berlanjut, investasi portofolio mencatat net inflows sebesar US$3,1 miliar pada kuartal I 2024. Hal ini menjadi harapan besar bagi Indonesia kedepannya untuk terus meningkatkan investasi.