Dalam kehidupannya di dunia ini, manusia, tanpa kecuali pasti pernah di hadapkan pada hal-hal yang membuat diri terluka dan menderita; bedanya ada yang menghadapinya dengan sabar, tawakkal, dan memasrahkan segala harapan pada Tuhan sambil tetap tidak berhenti berikhtiar, tetapi ada juga yang menghadapinya dengan segenap kekecawaan, limbung, memarahi Tuhan, dan putus asa.
Derita dan luka yang kita rasakan bisa saja langsung berasal dari Tuhan untuk menguji sejauh mana ketabahan dan kesabaran kita dalam menghadapi ujian dari-Nya. Dalam salah satu ayat-Nya Tuhan berfirman: apakah manusia mengira akan di tinggalkan begitu saja tanpa Kami uji?
Ada derita dan luka yang mendera hidup kita akibat dari ulah kita sendiri, akibat dosa-dosa dan keteledoran yang kita lakukan, akibat dari pengingkaran dan pembangkangan yang telah kita tampilkan dalam kehidupan kita. Nabi Saaw bersabda: di antara dosa-dosa, ada dosa yang tidak bisa di ampuni kecuali dengan kesempitan dan kegelisahan yang terus mendera pelakunya. Atau sabdanya yang lain: ada dosa yang tidak di ampuni kecuali dengan kesempitan dalam mencari penghidupan.
Diantara derita dan luka yang tentu pernah kita rasakan, ada juga yang datangnya dari manusia lain berupa pelecehan, hinaan, caci maki, fitnah, sumpah serapah dan sebagainya. Kadang saya berfikir, entah apa yang ada di hati dan fikiran mereka atau mereka terbuat dari apa sehingga tega menyakiti manusia lain tanpa rasa belas kasih sedikitpun.
Terlebih dalam kehidupan dunia maya, di mana ribuan bahkan jutaan manusia yang tidak saling kenal di dunia nyata saling berinteraksi, bersinggungan, dan terkadang karena sesuatu hal terjadi saling menghujat dan saling menghina di luar batas-batas kewajaran.
Tetapi anehnya ada juga yang sebelumnya tidak pernah ada interaksi sama sekali tiba-tiba tanpa babibu datang langsung menyerang, mengarahkan tuduhan, dan marah-marah dengan kata-kata yang sangat kotor.
Kejadian seperti ini pernah saya alami tidak hanya sekali saja. Entah apa salah saya sehingga orang-orang itu marah kepada saya, menuduh saya dengan tuduhan keji, menilai sangat rendah apapun yang ada pada diri saya, dan yang lebih tragis dari itu semua, mereka mendoakan agar saya cepat mati. Saya hanya bisa tersenyum getir tanpa tahu harus berbuat apa. Saya juga telah berusaha meminta maaf pada mereka jika ada kesalahan yang tidak saya ketahui telah menyinggung perasaan, tetapi bukannya kata maaf yang saya dapatkan justru sumpah serapah yang makin menjadi-jadi. Akhirnya tidak ada jalan lain selain saya diamkan saja. Setelah sekian lama, pada akhirnya mereka tidak pernah datang lagi.
Mungkin mereka lupa, di balik apapun perbuatan yang telah mereka lakukan akan ada akibat yang pasti akan mereka terima, di setiap sumpah serapah yang mereka lontarkan akan ada dendam yang di tagihkan kepada mereka dari mereka yang telah di sakiti. Jika tidak di dunia ini pasti Tuhan akan menampakkan keadilan-Nya di akhirat kelak.
Sungguh malang, ketika manusia datang dengan amalannya masing-masing saat menghadap Tuhan, mereka yang suka menyakiti hati manusia lain tidak akan mendapatkan apa-apa, sebab pahala amal baik yang pernah mereka lakukan akan di pindahkan kepada mereka yang telah mereka sakiti.