terdengar deru napas yang sabar,
rindu terjalin di setiap inci kayu,
menyimpan kenangan masa lalu yang tak pernah layu.
Langit sore memeluk lembayung,
seolah merayu agar kau segera pulang,
angin menyapa dengan bisikan lembut,
"Di sini, tempatmu selalu ditunggu."
Jendela terbuka, menatap jalan sepi,
seperti mata yang tak lelah mencari,
tangan-tangan pintu menggenggam angin,
menunggu suara langkahmu yang makin dekat.
Setiap sudut rumah ini penuh cerita,
dari tawa yang dulu menghiasi meja makan,
hingga tangis kecil yang dulu didengarnya,
kini sunyi, namun tetap setia menunggu.
Tak ada gemuruh waktu yang mampu meruntuhkan,
dinding-dinding yang dibangun oleh harapan,
sebab di ambang pintu, rindu tak pernah usang,
menunggu pulang, meski harus selamanya bertahan.