Dengan kelopak merah, begitu mempesona.
Aroma harumnya menguar di udara,
Menyapa hati yang tengah sepi merana.
Melati putih berseri di bulan purnama,
Sarat akan pesona, menghias malam.
Dekapan lembutnya mengelilingi mimpi,
Seperti bidadari dalam taman khayal.
Mawar, simbol cinta yang tak terlupakan,
Duri tajamnya melambangkan ujian.
Namun di balik keindahannya yang mekar,
Tersembunyi rasa yang abadi dan suci.
Melati, putih nan bersih tak ternoda,
Melambangkan kesucian dan keanggunan.
Di setiap helainya, cerita terpahat,
Mengajar kita tentang kasih dan kebijaksanaan.
Bersama-sama, mawar dan melati tumbuh,
Di taman hati yang damai dan indah.
Mawar dan melati, dua bunga berbeda,
Namun bersatu dalam harmoni yang sempurna.
Mawar berkata pada melati yang cerah,
"Kita dua bunga, tapi satu dalam cinta.
Meski warna dan bentuk berlainan,
Namun bersama, kita lengkapi satu sama lain."
Melati tersenyum, mengangguk setuju,
"Kita saling melengkapi, seperti cinta sejati.
Mawar dan melati, bersama-sama tumbuh,
Menyiratkan makna dalam setiap kelopaknya."
Begitulah mawar dan melati bercerita,
Dua bunga, dua jiwa yang selalu bersama.
Dalam taman kehidupan, di musim apa pun,
Cinta mereka tetap mekar, tak pernah pudar.