Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary

Hidup di Dunia, tapi Siapakah Kita untuk Akhirat? Refleksi dari Ustadzah Halimah Alaydrus

1 Oktober 2024   20:30 Diperbarui: 1 Oktober 2024   20:49 86 0
Di tengah kesibukan hidup yang penuh dengan tuntutan dan ambisi, seringkali kita terjebak dalam rutinitas yang membuat kita melupakan esensi sejati dari kehidupan. Ustadzah Halimah Alaydrus, dengan kebijaksanaannya, selalu mengingatkan kita dengan sebuah pertanyaan yang sederhana namun mendalam: "Kalau semua yang kamu lakukan di dunia adalah untuk mendapatkan dunia, dengan apa kamu akan pulang ke akhirat nanti?"

Pertanyaan ini menghantui saya. Setiap hari kita bergerak, berjuang untuk karir, harta, dan mungkin pengakuan. Namun, sejauh mana semua itu membawa kita lebih dekat kepada tujuan akhir kita? Ustadzah Halimah mengajak kita untuk merenungkan lebih dalam. Semua pencapaian dan kesenangan duniawi hanyalah sementara. Pada akhirnya, apa yang akan kita bawa ke akhirat? Hanya amal baik dan kebaikan yang akan dikenang.

Di zaman sekarang, kita seringkali terjebak dalam ilusi kesenangan. Kita melihat kesuksesan orang lain dan merasa harus mengikuti jejak mereka, tanpa mempertimbangkan nilai-nilai yang lebih dalam. Ustadzah Halimah mengingatkan kita bahwa hidup bukan hanya tentang mendapatkan segalanya untuk diri sendiri, tetapi juga tentang memberi. Setiap tindakan kita haruslah sejalan dengan prinsip kebaikan dan kepedulian terhadap sesama.

Refleksi ini membawa saya untuk berpikir, sudahkah saya cukup berkontribusi untuk orang-orang di sekitar saya? Apakah saya telah berusaha untuk menyebarkan kebaikan dalam setiap kesempatan? Terkadang, kita terlalu fokus pada diri sendiri dan melupakan bahwa kebahagiaan sejati datang dari berbagi. Amal kecil sekalipun, seperti senyuman atau kata-kata baik, bisa membawa dampak yang besar.

Dengan pendekatan yang penuh kasih dan kelembutan, Ustadzah Halimah membuat kita merasa dekat dan akrab. Nasihatnya bukan hanya sekadar ceramah, tetapi sebuah pengingat yang bisa kita bawa dalam hidup sehari-hari. Kita diajak untuk menjadikan setiap tindakan sebagai investasi untuk kehidupan setelah mati.

Jadi, saat kita menjalani hidup ini, mari kita ingat untuk tidak hanya mengejar dunia. Mari kita tanamkan niat baik dalam setiap langkah kita dan bertanya pada diri sendiri: "Apa yang saya lakukan hari ini untuk akhirat saya?" Dengan demikian, perjalanan kita tidak hanya menjadi sekadar rutinitas, tetapi juga sebuah proses menuju kebahagiaan abadi. Semoga kita selalu diberi petunjuk untuk menjalani hidup yang lebih bermakna.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun