Dalam bahasa jawa, bahagia disebut dengan
bungah, sebaliknya sedih disebut dengan
susah. Menurut konsep yang dikemukakan Ki Ageng Suryomentaram, kebahagiaan dan penderitaan dalam hidup manusia ini datang silih berganti. Oleh karena itu tidak ada barang yang dimiliki oleh seseorang yang harus diterima atau ditolak mati-matian. Dalam kitab kawruh begja Sawetah, Suryomentaram (1989) menyebutkan bahwa "
mboten wonten barang ingkang pantes dipun padosi kanti mati-matian, utawi dipun ceri-ceri dipun tampik kanthi mati-matian."
KEMBALI KE ARTIKEL