Para Nabi sudah ditakdirkan untuk menjadi maksum atau tidak terdapat cela atau kecil kemungkinan melakukan kesalahan maupun dosa. Tapi kita tidak bisa menafikan bahwa terkadang para Nabi juga bisa khilaf, itu juga karena beliau beliau ini manusia biasa. Makhluk ciptaan Sang Maha Pencipta. Jadi sekiranya kita tidak boleh mencela perbuatan atau perkataan para Nabi.
Sementara itu ada kisah menarik ketika Firaun mengejar bani israel yang dipimpin Nabi Musa Allaisalam. Ketika laut merah kembali pada asalnya yaitu menyatu layaknya air lautan lainnya maka yang tersisa hanya Firaun sahaja. Â Para pasukannya telah tewas. Itulah kuasa Allah swt. Pada saat itu wallaulam mohon dikoreksi jika terjadi kesalahan redaksi. Malaikat Jibril yang juga mengiringi Nabi Musa Allaisalam dalam perjalanannya menyadari bahwa Firaun seperti sadar akan kuasa Allah swt yang maha pemurah lagi maha penyayang. Firaun yang mempunyai istri baik budi dan penolong Nabi Musa Allaisalam ketika bayi dan mengadopsinya ini merupakan raja terbesar pada masanya.