Tak ada keadilan yang terpancar di matamu, meski harus membasuh wajahku dari airmata, atau sekedar mengusap rambut. Tetapi yang kulihat hanyalah berat sebelah, membesar-besarkan nama anak bungsumu saja di hadapan banyak orang. Bahkan apa yang aku kerjakan, justru dia yang mendapat pujian, ya memang dia bukan aku.
Pantaskah kau disebut orangtua, jika berat sebelah. Sementara hukum timbangan di persidangan sama rata beratnya, tanpa memandang siapa yang dihukum, tanpa harus memilih harkat dan martabat pula
Tuhan saja, mengerti aturan yang ditakdirkan. Semua pasti kembali pada asalnya.
Pasuruan, 14/6/21
KEMBALI KE ARTIKEL