Kembali menegaskan tulisan saya sebelumnya di m.kompasiana.com/post/read/696658/3/sudah-siapkah-anda-terbang-you-can-fly-.html mengenai keselamatan transportasi darat, laut dan udara maka pada tulisan kali ini saya ingin kembali menegaskan sekaligus mengajak dan mengkampanyekan penggunaan lifejacket atau pelampung saat berada didalam pesawat sejak takeof hingga landing. Alasannya sederhana sekali yakni kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi kedepan maka langkah prefentif atau pencegahan tidak ada salahnya dilakukan. Mungkin anda akan mengatakan bahwa hal itu terlalu berlebihan, namun itu semua bentuk upaya kita seperti halnya ketika kita naik sepeda motor ada beberapa pilihan tanpa menggunakan helm, menggunakan helm half-face atau menggunakan helm full-face bahkan mungkin dilengkapi aksesoris pelindung dada/punggung/siku/lutut. Apakah opsi terakhir ini dianggap berlebihan ? Lebih aman mana, berkendara di jalan raya atau di arena balap/sirkuit. Untuk kasus Air Asia QZ8501 yang hilang kontak pada beberapa waktu lalu yang kini sudah mulai ada titik terang dengan ditemukannya Blackbox, ekor serta badan pesawat. Pertanyaannya adalah berapa banyak korban selamat yang ditemukan ? Berapa banyak korban yang ditemukan menggunakan lifejacket/pelampung ? Tentu anda telah tau jawabannya. Dalam kondisi kepanikan luar biasa maka terkadang akal sudah tidak bisa bereaksi dengan taktis lagi, sehingga bagaimana mungkin korban bisa meraih lifejacket yang letaknya dibawah tempat duduk yang dalam kondisi normal saja sedikit sulit untuk diambil, terlebih ketika anda duduk dibagian sisi jendela atau bagian tengah ? Seperti halnya ketika naik speedboat, sebelum jalan biasanya nakhoda mengingatkan saya untuk mengencangkan seftybelt dan mengenakan lifejacket. Mungkinkah ada regulasi yang mewajibkan penumpang pesawat juga wajib menggunakan lifejacket (meski tidak wajib dikembangkan) atau minimal letak lifejacket diletakkan di kantung depan tempat duduk penumpang (bukan dibawah tempat duduk), karena sekali lagi dalam kondisi panik mengakses lifejacket itu pastilah sulit bahkan terlupakan. Andai saja ini bisa dilakukan, kedepan jika terjadi tragedi serupa berupa pendaratan darurat di laut/air masih bisa ditemukan korban yang selamat.
KEMBALI KE ARTIKEL