Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Artikel Utama

Jejak Inggris di Bumi Rafflesia

3 Juni 2010   11:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:46 451 0

[caption id="attachment_157569" align="alignleft" width="300" caption="Monumen Thomas Parr/doc.Fathoni Arief"][/caption] Waktu belum memasuki Isya ketika kami tiba di Pasar Baru Koto Bengkulu. Tujuan kami deretan tempat makan samping pasar. Masing-masing dari kami memesan menu pilihannya. Kali ini saya memesan seporsi sate padang, teh dalam kemasan botol serta segelas kopi hitam. Menunggu pesanan tiba saya menikmati suara parau pengamen cilik. Sayapun hanyut oleh permainan musik mereka sambil menatap lalu-lalang pembeli. Tak jauh dari tempat saya duduk tugu Thomas Parr nampak dalam suasana remang-remang. Remang-remang seakan ingin menyembunyikan kisah pilu dan tragis yang pernah terjadi. Cerita tentang matinya pejabat Inggris, tentang kesewenang-wenangan, perlawanan rakyat dan pembantaian.

Tugu Thomas Parr dibangun pemerintah Inggris tahun 1808 untuk memperingati tewasnya seorang

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun