[caption id="attachment_127174" align="aligncenter" width="500" caption="Doc.Fathoni Arief"][/caption] Terik matahari yang menyengat tak menyurutkan minat saya menikmati pertunjukan kuda lumping di pelataran Museum Fatahilah. Tak hanya sekilas bahkan hingga beberapa kali pertunjukkan. Walaupun ceritanya sama, orang-orangnya sama hanya penontonnya saja yang mungkin berbeda. Waktu sudah beranjak dari tengah hari ketika sekelompok seniman tradisional jalanan menempati sisi Barat halaman museum Fatahilah. Seorang diantara mereka melangkah ketengah dengan membawa cemeti panjang. Pria dengan cambang berkaos lurik merah putih dengan baju luar warna hitam memainkan cemeti. Ia mengibas-kibaskan cemetinya hingga terdengar suara keras ketika terbentur ke lantai. Perlahan orang-orang yang berada di sekitar museum mulai mendekat. Mereka berkerumun tertarik pertunjukan tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL