Itulah mengapa, beberapa saat yang lalu saya sempat berpikir, kenapa anak-anak gampang sekali terpikirkan untuk merangkai sebuah cerita. Sebagai contoh, suatu ketika keponakan saya iseng menjumpai sekawanan kupu-kupu di kebun kecil belakang rumah, sesaat setelah itu dengan mudahnya dia berpura-pura dan menempatkan diri menjadi ibu peri dalam kerajaan kupu-kupu. Dalam ocehannya, dia berbicara bebas tentang warga kupu-kupu.
KEMBALI KE ARTIKEL