Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Meraih Tuhanku

20 September 2021   16:24 Diperbarui: 20 September 2021   16:33 93 0
Penulis:
Dr. Ira Alia Maerani (dosen FH Unissula)
Fathimah zahro (mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unissula)

Meraih Tuhanku

Waktu tak pernah berhenti bergulir, makhluk pun hidup dan mati secara bergilir. Zaman sudah berganti, dari era jahiliyah hingga era mendapat hidayah, dari tanpa iman hingga mengenal islam. Islam bukan hanya tentang agama, tapi islam adalah "rahmatallill'alamin", rahmat untuk seluruh alam. Miris dengan keadaan zaman sekarang, mengaku islam tapi tidak menjunjung rukun-rukun islam. Melalaikan bermacam kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai umat muslim yang telah mencapai umur baligh.

Seharusnya dengan kemajuan zaman yang sekarang ada, kita menjadi lebih mudah beribadah, masjid ada dimana-mana, madrasah tempat mengaji bertebaran di berbagai penjuru kota, tapi kita kerap lalai, terlena dengan dunia dengan segala keindahannya. Manusia berlomba naik pangkat, berlomba menabung harta dan berlomba meninggikan bangunan, sebagian dengan niat kemaslahatan dan sebagian demi kepentingan pribadi.

Kita boleh memegang dunia, mengejar dunia dengan segala keindahannya, tetapi kita tidak boleh meletakkan dunia di hati kita. Dunia di tangan dan akhirat di hati. Allah menegaskan dalam firman-Nya


Artinya:
Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?

-Surat Al-An'am, Ayat 32

Sangat jelas disebutkan bahwa dunia hanyalah permainan, kita bisa memilih, mengendalikan nafsu kita terhadap dunia atau dunia yang akan mengendalikan kita.

Salah satu ulama mengatakan, "Dunia itu bagaikan bayangan, ketika kita kejar dia akan lari, dan jika kita lari justru dia akan mengikuti".

Di era yang semakin maju, kita harus berperang, bukan lagi berperang dengan penjajah, bukan lagi berperang dengan kafir Quraisy, tapi kita harus berperang melawan nafsu sendiri, yang kerap membuat kita terlena, lebih-lebih nafsu yang sudah bekerjasama dengan setan, semakin sulit kita memeranginya. Maka jangan biarkan mereka bekerjasama. Kita biasakan nafsu pada suatu hal yang positif, maka ia akan takluk, tunduk pada tuannya.

Jangan habiskan waktu kita sia-sia demi nafsu kita, jangan sampai kita sadar di akhir waktu jika sesungguhnya Allah telah berfirman


Artinya:
Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari.

-Surat An-Nazi'at, Ayat 46

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun