Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Emas di Kebun

28 November 2020   17:02 Diperbarui: 28 November 2020   17:32 136 9
Riuhnya jalanan dengan lalu-lalang mobil dan pedati dikalahkan oleh suara kipas dan hentakan roda besi trem yang sedang melaju. Puluhan orang berdesakan tidak menyisakan ruang Jamal untuk bergerak. “Permisi Pak, permisi,” diucapkan Jamal berulang-ulang saat berusaha keluar trem di pemberhentian tujuannya. Baru saja turun ia sudah ditunjukkan dengan satu-satunya gedung kokoh di sekitar halte itu dengan plakat tulisan yang berartikan “Sekolah Menengah Bumiputera Karangraya” di depannya. Tempat kerja baru yang ditugasakan Pemerintah Kolonial kepada Jamal yang menjadi guru untuk sekolah menengah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun