Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Aksi Nyata Modul 1 Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara

19 Mei 2021   12:29 Diperbarui: 19 Mei 2021   12:34 146 0
AKSI NYATA
 
1.      Latar belakang
Pendidikan merupakan ujung tombak kehidupan peserta didik, dari pendidikan peserta didik mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman yang nantinya akan digunakan ketika mereka hidup di lingkungan masyarakat. Sekolah merupakan salah satu sarana dimana para peserta didik dapat memperoleh pendidikan. Saat ini dunia pendidikan sedang mengalami tranformasi digital. Yang mana disebabkan oleh merabahnya Covid-19 sehingga menjadikan kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan secara luring (luar jaringan) berubah menjadi daring ( dalam jaringan).
Baik sekolah, guru maupun peserta didik merasa kesulitan dan memerlukan waktu untuk beradaptasi. Sekolah harus bisa menyediakan sarana dan prasarana yang memadai baik untuk guru maupun peserta didik. Selain itu, guru juga harus memiliki dan dibekali kemampuan untuk bisa menggunakan berbagai macam platform yang nantinya digunakan dalam proses pembelajaran. Demikian juga dengan peserta didik, mereka memerlukan waktu untuk mempersiapkan segala kebutuhan pembelajaran.
Namun, tidak semua sekolah mampu melaksanakan pembelajaran secara luring, tentunya banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya yang terjadi di sekolah kami yaitu tidak adanya sarana prasarana yang memadai. Pihak sekolah maupun pihak wali murid tidak bisa menyediakan sarana yang diperlukan dalam mendukung proses pembelajaran seperti komputer, laptop, tablet atau handphone.
Tentunya hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk meniadakan proses belajar mengajar, oleh karenanya sekolah kami tetap mengadakan pembelajaran secara luring selama 4 hari mulai dari hari senin hingga kamis dari jam 08.00 WIB-- 11.00 WIB. Pembelajaran luring dipilih karena keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki, namun kendati demikian para peserta didik merasa sudah terlalu nyaman berdiam diri di rumah. Karena terlalu lama di rumah mereka menjadi malas untuk sekolah. Hingga didapati banyak peserta didik yang tidak berangkat sekolah. Hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi sekolah bagaimana cara menumbuhkan motivasi serta menumbuhkan profil pelajar pancasila pada peserta diidk.  
2.      Tujuan
a.      Menumbuhkan motivasi di dalam diri peserta didik
b.      Mewujudkan profil pelajar pancasila di dalam diri peserta didik
 
3.      Deskripsi aksi nyata
Berdasarkan latar belakang yang sudah dituliskan sebelumnya, didapati  bahwa  terjadi penurunan motivasi belajar pada diri peserta didik . Hal ini dikarenakan para peserta didik terlalu lama libur dan mereka merasa nyaman untuk berada di rumah, oleh karena itu disini saya mencoba untuk menumbuhkan motivasi pada diri siswa serta menanamkan karakter baik dalam mewujudkan profil pelajar pancasila. Pertama saya mulai dengan menyiapkan rencana, saya berdiskusi dengan rekan sejawat terkait rencana yang nantinya akan saya terapkan di kelas dan terdapat respon positif dari rekan saya.
Saya berencana untuk mengawali pembelajaran dengan penerapan 5 S ( senyum, sapa, salam, sopan, dan santun) dengan begitu diharapkan dapat menumbuhkan karakter baik pada peserta didik, karena karakter dibentuk melalui kebiasaan yang dilakukan begitu menurut pendapat saya. Selanjutnya begitu memasuki kelas saya sebelum proses belajar engajar dimulai saya akan mengajak peserta didik untuk mengaji terlebih dahulu selama 5 menit lalu barulah pembelajarn dimulai. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan akhlak beragama dalam diri peserta didik.
Selama proses pembelajaran saya berencana untuk menggunakan beragam metode yang nantinya dapat membuat siswa tertarik dan bersemangat, media-media yang dibutuhkan juga nantinya akan saya persiapkan sesuai dengan kondisi serta sarana prasarana yang mendukung. Harapannya dengan melakukan itu dapat meningkatkan motivasi serta mewujudkan profil pelajar pancasila dalam diri peserta didik.
Setelah melakukan rencana yang matang, sebelum saya menerapkannya di dalam kelas saya mengumumkannya terlebih dahulu kepada peserta didik bahwasanya sebelum masuk kelas para peserta didik diminta untuk berbaris dan menerapkan budaya 5 S setiap paginya. Dan mengajak mereka untuk mengaji terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Saat itu juga saya langsung mengajak para peserta didik untuk menerapkan budaya 5 S sebelum masuk ke dalam kelas. Mereka merasa antusias dan senang, selanjutnya kami berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran, mengaji bersama kita ganti menjadi doa bersama.
Pembelajaran dimulai seperti biasanya, sebelum memasuki kelas saya sudah menyiapkan media berupa gambar yang nantinya akan saya pergunakan dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran berlangsung selama 40 menit, selama itu para peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 2 hingga 3 peserta didik. Mereka berdiskusi dengan rekannya untuk mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan. Selanjutnya setelah selesai, perwakilan dari kelompok maju kedepan untuk menuliskan jawabannya. Hal yang sangat luar biasa sekali peserta didik merasa senang selama kegiatan tersebut berlangsung. Tentunya hal ini menjadi poin positif bagi saya bahwa kita dapat menumbuhkan semangat belajar siswa dengan menggunakan metode dan media yang sesuai dan bervariasi. Pembelajaran diakhiri dengan penguatan dari saya dan ditutup dengan salam.
4.      Hasil    
a.      Peserta didik merasa senang dan tertarik untuk menerapkan budaya 5 S karena ini merupakan hal baru bagi mereka.
b.      Mengaji sebelum pembelajaran diganti dengan berdoa sebelum pembelajaran. Karena tidak tersedianya Al --Quran di sekolah dan jika peserta didik membawa setiap harinya mereka merasa keberatan.
c.      Penggunaan metode dan media yang sesuai meningkatkan ketertarikan siswa dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
5.      Rencana perbaikan
a.      Di dalam budaya 5 S yang diterapkan sebelum memasuki kelas ada jabat tangan antara peserta didik dengan guru. Karena berada di masa pandemi maka jabat tangan akan diganti dengan salam siku ataupun menelengkupkan tangan di depan dada.
b.      Berdiskusi lebih lanjut dengan pihak sekolah dalam penyediaan Al-Quran untuk peserta didik baca di dalam kelas.
c.      Membaca berbagai sumber untuk mendapatkan pengetahauan dalam menggunakan metode dan media yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun