Fajar memerah tak seperti bibir Nana yang pucat di bawah tudung. Dia sedang bersama ilalang yang bergoyang mengikuti hembusan angin. Alangkah nikmatnya bercerita dengan ilalang, ilalang mengiyakan segala perbincangan.
Sungguh, dirinya membenci duduk seorang diri, hilang daya pikir. Ke mana akan pergi? Hari masih pagi. Jangan katakan entahlah, toh dirimu bukan manusia abu-abu yang hidup di dunia semu.
KEMBALI KE ARTIKEL