Tapak membenci waktu
Bak jelujur bergerak maju
Mengapa dia terburu-buru
Tak menunggu sedang menyapih rindu
Sungguh
Tak mampu beranjak pergi
Ingin tetap di sini
Menghirup aroma kopi
Dari kelana yang singgah bau keringat kuciumi
Sungguh
Walau raga meranggas gersang
Masih kuat menumpu tak gamang
Bergelayut kenang
Meracuni daya pikir tak hilang
Aku bersungguh-sungguh
Merindu dalam diam
Walau menua di bibir kalam
Senja telah berjanji dalam karam
Menyirami cinta senyap yang susah payah diredam