Bau kemiri rambut nan tergelung
Masih mengelus bulu hidung
Halus selendang tertiup angin mengiris
Ibarat gula enau termanis
Saat itu usiamu lima belas
Kau ambil rasa cintaku tandas
Marini
Kemarin aku bertemu denganmu
Parasmu tak serupa dulu
Bibir merah membuat cemburu membuncah
Kelir rambut kuning pecah
Tanpa rekah senyum
Hilang sudah Marini nan ranum