Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Hikayat Sekuntum Lily

19 September 2022   08:38 Diperbarui: 19 September 2022   08:39 349 66
Lily kecil baru bisa ciluk ba dan bertepuk tangan. Saat itu usianya delapan bulan. Dia melihat senyum manis bunda, derai tawa ayah. Ingatan selalu merekah.

Keluarga kecil yang bahagia. Liburan keluarga yang penuh tawa. Mereka melintasi jalan berkelok dengan jurang di kanan jalan. Di sisi kiri dinding tanah dengan warna coklat kemerahan.

Hati-hati Ayah, suara bunda kuatir. Ayah hanya tertawa, tawa terakhir. Lily kecil mendengar teriakan. Pelukan bunda erat dalam hempasan.

Lily hanya merasa tubuhnya jatuh melayang bersama bunda. Ayah? Entah di mana. Lily, air matanya tumpah. Kenapa bunda diam dan tubuhnya dibanjiri warna merah.

Sendiri merangkak. Bunda tak lagi menyanyikan lagu nina bobo, membisu tak bergerak. Lily ikut tertidur panjang. Kala bangun, seorang perempuan berbaju putih tersenyum memandanginya terbaring di ranjang. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun