Kadang, basah kuyup kegersangan
Mata dipicingkan, ah...puisi murahan
Memang, kami penyair pinggiran
Penyair pinggiran,
Muntahkan kata-kata penyambung lidah
Telan pahit segala serapah
Goresan menorehkan sedikit berdarah
Kebebasan, semangat tak boleh patah
Penyair pinggiran,
Tak perlu kalungan bunga
Aksara adalah teman cengkerama
Tak perlu engkau lambungkan setinggi langit biru seribu puja
Kami bahagia di jalan yang berdebu tanpa sapa
Menulis puisi indah pada tembok nan angkuh
Aku adalah penyair pinggiran nan jauh dari sentuh