Dua patah kata, yang selalu terjaga kala malam menggantung di pelupuk mata
Hembusan angin bercampur elegi menerpa
Hujan telah bosan runtuh ikut serta
Sumur-sumur rasa meluap bak luapan hati yang sulit reda
Nada tak lagi elok menghias gita
Suara sumbang singgah di telinga
Hanya diam dalam angan kelana
Detak jantung kencang mengalahkan genta
Aku kangen
Hanya dua patah kata, terlontar dari bibir pias tanpa rona
Titik-titik mengaliri dari sudut mata
Meraba ke mana muara
Tercenung kapal di tengah samudera
Hanya dua patah kata
Terpatah-patah tanpa daya
FS, 30 Oktober 2021