Enyah, enyahlah benci. Suara terdengar kencang bergaung. Rasa benci berkelit seraya membisiki. Dia tak peduli padamu lagi, dia tak peduli padamu lagi. Berkali-kali.
Bisikan itu memekakkan telinga. Apa aku harus menulikan telinga? Aku mengharap kau menemuiku, sekali saja. Membunuh benih-benih benci yang merayap ingin membelenggu diri.
Syuah...syuah...pada angin aku berbincang. Pergilah, pergilah rasa benci. Jauh...jauh jangan mendekap diri. Tinggalkan aku sendiri dalam rasa damai menyayang.
FS, 07 September 2021