Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Menyeduh Kopi, Membaca Hati

6 Agustus 2021   14:41 Diperbarui: 6 Agustus 2021   15:11 125 27
Kopi, bak punya mata dan telinga
Nanar menatap kita yang bicara
Mendengar kisah teruntai tanpa koma
Kopi menyisakan ampas, meminta seduhan kedua

Aroma kopi membius, percakapan usah usai
Genggaman semakin erat menahan lambai
Sudikah tinggal sebentar saja. Air mata hampir berderai
Esok, kita sudah terpisah dalam rentang jarak  tak tergapai

Menyeduh kopi, menghirup aroma kopi
Menikmati teguk demi teguk seraya membaca hati
Hati yang enggan pergi
Entah kapan musim berganti, terdengar denting beradu cangkir kopi

FS, 06 Agustus 2021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun