Tak ada pagi menyeruput kopi
Menyendiri membingkai puisi
Bertelanjang kaki berlari di bumi
Penyair itu sudah mati
Aksara menangisi
Tak ada yang memunguti
Merangkum menjadi kata indah bertali-tali
Penyair itu sudah mati
Tak ada yang peduli
Hanya terdengar puisi dibacakan sekali-kali
Menggema di lorong sepi
Penyair itu sudah mati
Tak setitikpun air mata menangisi
Hanya tertinggal nama tertulis di pojok kiri
Pada berserakan ribuan puisi
FS, April 2021