Terhempas pada celengan kayu
Berbicara tentang indah bersama kala pandang beradu
Seperti biasa, dia hanya diam termangu
Hanya denting koin rindu terdengar jatuh
Kian pelan, hampir penuh
Hari-hari dalam rasa yang melepuh
Kadang mengikat erat, kadang rapuh
Entah kapan kita akan membuka celengen rindu berdua
Berhamburan segala rasa
Berserakan kata rayu dan puja
Ada tawa riang bergema
Akan ada senandung gita
Beraroma asmara
Bergulir sepotong cinta
Aku merindumu, aku merindumu
Sangat merindumu
Deras memenuhi celengen rindu
Menunggu sang tuan dan puan bertemu
Berjalan bergandengan menyusuri linimasa menunggu
FS, Maret 2021