Sebenarnya sudah sejak kelas 6 SD saya mengenakan hijab. Hanya saja saat itu masih dalam taraf "terpaksa". Selain itu, saya juga masih suka lepas-pakai. Belum di dunia maya saya masih sering meng-upload berbagai macam pose yang mengumbar aurat. "Kan hanya foto saja," bantah saya dulu.
Dan saya sadar bahwa menutup aurat bukan hal yang perlu kesiapan di dalamnya, sebab sampai kapan pun manusia tidak akan pernah ada siapnya. Contohnya saja, kita selalu menangis saat ada peristiwa yang menyakitkan. Kalau kita siap seharusnya tak akan merasa sedih ketika hal-hal buruk menimpa. Begitu juga sebaliknya, kita terkejut saat diberi hadiah atau surprise, kita tertawa saat ada sesuatu yang lucu. Dan itu akibat kita yang tidak pernah siap akan hal-hal yang terjadi dalam sepersekian detik selanjutnya. Maka dari itu, saya selalu bilang bahwa tak ada alasan "belum siap" dalam menutup aurat. Sebab kesiapan akan datang sendiri dengan berjalannya waktu.
Saya pun belum sempurna dalam menutup aurat, hijab yang saya kenakan juga belum "syar'i", belum sepenuhnya menutup lekuk tubuh. Dan selalu merevisi diri setiap hari adalah hal yang selalu saya lakukan. Tak peduli perkataan atau judgement dari siapapun, saya hanya akan terus memperbaiki hati setiap hari.