Ad vitam aeternam -- frasa Latin kuno yang berarti "untuk selamanya" -- terngiang di benakku saat aku termenung di bawah bayang-bayang tirani sang penguasa. Aku terlahir bukan untuk terjebak dalam siklus kerja tanpa henti, bagaikan budak dalam roda hamster yang tak berujung. Jiwaku mendambakan otium, waktu luang untuk merenungkan esensi kehidupan dan mengasah artes liberales, seni-seni mulia yang membebaskan jiwa dari belenggu keduniawian.
KEMBALI KE ARTIKEL