Negara Jepang memiliki kependudukan begitu sedikit, terutama begitu kurangnya toleran terhadap pemahaman tentang Islam bagi penduduk Jepang dan belum adanya fasilitas yang memadai untuk para wisatawan asing berasal dari luar negara Jepang. Dari segi banyaknya wisatawan yang beragama Islam berkunjung ke negara Jepang, semakin diusahakan negara Jepang menyediakan tempat dan perusahaan pelayanan wisatawan yang halal untuk para turis Islam di negara Jepang.
Jepang menerima aspek fasilitas yang nyaman dari membangunnya ruang untuk beribadah sholat dan jumlah restoran yang begitu terjamin, sebagai penyediaan makanan untuk para wisatawan muslim di berbagai lokasi yang tersediakan tanda “halal”. Jika tanpa ada arahan lembaga sertifikasi halal, lokasi - lokasi wisata harus mencari tahu masing masing hal yang diperlukan untuk para wisatawan muslim tersebut. Karena belum tentu kualitas dari barang, tempat maupun makanan disediakan kehalalan yang begitu terjaminkan.
Dari permasalahan yang berkunjung ke negara non-Muslim berkaitan penyedia jasa penawaran wisata yang halal maupun tidak. Jepang ingin mengaktifkan sektor pariwisatanya menarik lebih banyak wisatawan muslim, dengan meluaskan pelayanan fasilitas berkonsep halal dengan bantuan dari masyarakat Jepang mengetahui pemahaman sedikit mengenai Islam dan halal. Sebagaimana saling menghormati atas kunjungan ke negara Jepang sebagai tempat dinikmatinya para wisatawan muslim tersebut.
Berikut perkembangan fasilitas di Jepang kepada wisatawan muslim menikmatinya kenyamanan di luar negaranya tersebut.
1.) Makanan Bersertifikasi Halal
Islam memberi persyaratan dalam memilih makanan yang berada di luar negara, yaitu yang terpenting adalah kesehatan dan halal. Halal dikaitkan dengan makanan merupakan perizinan yang bisa dimakan oleh orang Islam, karena diperjelaskan bahwa makanannya mengandung baik secara dari penelitian ciri khas tersebut. Kesediaan Jepang dalam menyediakan makanan di berbagai restoran untuk wisatawan muslim sangatlah susah untuk dicari dari segi restoran makanan halal dari lokasi lokasi besar di Jepang, yaitu Tokyo (46%), Osaka (6.6%), Hokkaido (5.7%) dan Kyoto (5%) dan 15 % sisanya tersebar di prefektur lainnya.
Oleh karena itu saat ini Pemerintahan Jepang belum menetapkan badan sertifikasi halal tertentu. Dikarenakan belum melakukannya akreditasi dan penilaian benar dari konsumen makanan yang diterapkan tersebut. Hal ini tentunya mengakibatkan buruknya bisnis makanan Halal dan para konsumen yang mengkonsumsi makanan yang kehalalannya diragukan.
Dalam mengetahui makanan yang bisa diketahui oleh wisatawan muslim dari segi merupakan makanan halal, dianjurkan mencari makanan yang menyajikan menu dari negara-negara muslim Asia dan Timur Tengah. Dan yang terpenting dalam menjumpai restoran halal di Jepang menjumpai istilah penyebutan dari nama bahasa Jepang, yaitu “ハラール” yang dibaca “haraaru”. Hal itu merupakan sertifikasi halal yang disediakan di Jepang dan sehat untuk dimakan bagi seorang muslim.
2.) Tempat Pelayanan Ibadah Sholat
Bagi umat Islam, tempat dalam menjalankan kegiatan ibadah tunai sholat 5 waktu, yaitu Subuh, Dhuhur, Ashar, Magrib, dan Isya merupakan kewajiban sebagai seorang Islam untuk menunaikannya. Tetapi dari fasilitas utama wisata Muslim saat berkunjung ke negara non-muslim, melihat kurang berfasilitas yang cukup nyaman untuk menunaikan ibadah sholat tersebut. Karena dari segi untuk beribadah, Jepang memiliki fasilitas tempat sholat yaitu masjid sekitar 98 tempat yang bisa dijadikan wisatawan muslim untuk beribadah sholat. Namun tidak hanya digantungkan pada tempat sholat saja, tetapi juga untuk mensucikan diri sebelum menunaikan ibadah sholat tersebut yaitu wudhu.
Masjid di Jepang memiliki sekitar 38% tempat wudhu yang tidak memadai. Dari area umum tidak memiliki namanya bak mandi maupun keran yang layak digunakan untuk wudhu atau membersihkan diri. Hanya memiliki ketersediaan pada depan umum, seperti toilet umum adalah toilet kering dan wastafel dalam toilet untuk mencuci tangan. Ketika hendak untuk menunaikan sholat terpaksa harus berwudhu di wastafel, tetapi juga memiliki kesulitan yang tidak nyaman dalam membasuh dengan sempurna dari tata cara seorang Islam untuk melakukan wudhu.
Disimpulkan bahwa di Jepang ketersediaan wisatawan Muslim untuk beribadah sholat cukup terpenuhi, namun belum maksimal sesuai penjelasan diatas tersebut. Dikarenakan mengalami kesusahan yang cukup berat untuk bisa bersuci diri sebelum sholat, dan fasilitas untuk ketersediaannya tempat dimana untuk kita sholat dengan nyaman.
3.) Produk Oleh-oleh yang Halal
Di samping Fasilitas pemenuhan kebutuhan utama wisatawan Muslim, oleh-oleh tidak hanya sekedar makanan yang dibawa dari luar negara tetapi juga hal yang bisa dibeli berbeda dari asal negara kita tersebut. Seperti pakaian, aksesoris, kosmetik, dan lain lain. Tetapi terkait hal ini juga dipertimbangkan bagi wisatawan Muslim mencari yang bersertifikasi halal dari memperjualbelikan berbagai oleh oleh tersebut.
Perlu dilihat segi produksi yang terbuatnya mengandung apapun dari non-halal oleh produk lainnya. Dicontohkan dari produk bahan makanan masakan Jepang yaitu miso dan sukiyaki. Ditambah juga kue momiji manju terdapat sertifikasi Halal dari JIT. Produk lain yang diperhatikan juga seperti pakaian diutamakan untuk perempuan mencari yang menutup dari atas hingga bawah, dan kosmetik merk yang diproduksi dari bersertifikasi halal yang tidak mengandung alkohol atau apapun dari bahan produk tersebut.
Referensi
Wahidati, Nia sarinastiti. (2018).Perkembangan Wisata Halal Di jepang. Jurnal Gama Societa, Vol. 1 No. 1