Warisan Sejarah di Balik Nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 diabadikan dengan nama seorang pahlawan nasional asal Bali, I Gusti Ngurah Rai. Pada 20 November 1946, I Gusti Ngurah Rai memimpin pasukan "Ciung Wanara" dalam pertempuran heroik yang dikenal sebagai Puputan Margarana. Dalam pertempuran ini, I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya bertempur habis-habisan melawan penjajah Belanda yang berusaha mempertahankan dominasi mereka di Indonesia.
Puputan Margarana adalah simbol dari tekad dan keberanian yang tak tergoyahkan. Saat pasukannya terdesak, I Gusti Ngurah Rai menyerukan untuk terus berjuang hingga titik darah penghabisan. Pertempuran ini tidak hanya mencerminkan semangat perjuangan bangsa Indonesia, tetapi juga mengukir nama I Gusti Ngurah Rai sebagai seorang pahlawan yang gugur sebagai kusuma bangsa. Dengan menamai kapal perang ini KRI I Gusti Ngurah Rai-332, TNI Angkatan Laut berharap kapal tersebut dapat mewarisi semangat pantang menyerah serta keberanian I Gusti Ngurah Rai dalam mempertahankan wilayah NKRI.
Desain dan Spesifikasi KRI I Gusti Ngurah Rai-332
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 adalah fregat kelas Martadinata, yang merupakan salah satu kapal perang modern milik TNI Angkatan Laut. Kapal ini memiliki panjang total 105,11 meter dan berat benaman sebesar 2.365 ton. Sebagai kapal fregat light-class atau perusak kawal rudal (PKR), KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dirancang untuk memiliki kombinasi antara daya tempur dan kemampuan manuver yang tinggi.
a. Sistem Propulsi dan Kecepatan:
Kapal ini menggunakan sistem propulsi Combined Diesel or Electric (CODOE), yang menggabungkan dua mesin diesel MCR 10.000 kW dan dua motor listrik MCR 1.300 kW. Sistem ini memungkinkan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 untuk mencapai kecepatan maksimum 28 knot (52 km/jam) dan memiliki kecepatan jelajah 18 knot (33 km/jam). Dalam mode ekonomi, kapal ini dapat melaju dengan kecepatan 14 knot (26 km/jam), dan pada mode E-propulsion, kecepatan maksimalnya mencapai 15 knot (28 km/jam). Dengan jangkauan jelajah mencapai 3.600 nautical miles (6.667 km) dan jangkauan ekonomi hingga 5.000 nautical miles (9.300 km), kapal ini memiliki ketahanan di laut lebih dari 20 hari.
b. Sistem Manajemen dan Elektronik:
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dilengkapi dengan berbagai sistem sensor dan pengendalian yang mutakhir. Combat System yang digunakan adalah TACTICOS dari Thales Group, yang memungkinkan koordinasi dan pengendalian operasional kapal secara efektif. Kapal ini juga dilengkapi dengan radar pencarian SMART-S Mk2 3D, radar navigasi Sperry Marine BridgeMasterE ARPA, serta sistem pelacakan dan pengendalian STIR 1.2 MK.2 (STING). Sistem sonar yang digunakan adalah Thales UMS 4132 Kingklip untuk deteksi bawah air dan CAPTAS 2/UMS 4229 untuk pencarian sonar dengan towed array.
Kemampuan Tempur dan Persenjataan
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dilengkapi dengan berbagai sistem persenjataan yang canggih dan beragam, menjadikannya salah satu kapal perang yang sangat efektif dalam berbagai skenario tempur.
a. Meriam dan Sistem Rudal:
Kapal ini dilengkapi dengan meriam utama OTO Melara kaliber 76 mm, serta sistem pertahanan diri Close-In Weapon System (CIWS) Rheinmetall Oerlikon Millennium Gun kaliber 35 mm. Untuk sistem rudal, KRI I Gusti Ngurah Rai-332 memiliki 12 peluncur MBDA VL MICA untuk rudal permukaan-ke-udara dan 8 peluncur Exocet MM40 Block III untuk rudal permukaan-ke-permukaan.
b. Sistem Torpedo dan Pertahanan:
Kapal ini juga dilengkapi dengan dua tabung torpedo EuroTorp untuk torpedo B515 A244/S Mod.3 Whitehead. Sistem pelontar torpedo ini memberikan kemampuan tambahan untuk menghadapi ancaman bawah air. Selain itu, KRI I Gusti Ngurah Rai-332 juga memiliki perlindungan dari material lambung Steel grade A/AH36 yang kuat.
c. Peperangan Elektronik:
Kemampuan peperangan elektronik kapal ini sangat canggih, dengan sistem Electronic Counter Measure (ECM) dari Thales Scorpion dan Electronic Support Measure (ESM) Thales VIGILE 100. Sistem ini terintegrasi dalam Combat Management System (CMS) kapal, memberikan kemampuan deteksi, pelacakan, dan perlawanan terhadap ancaman elektronik.
Fasilitas dan Operasional KRI I Gusti Ngurah Rai-332
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan operasional yang kompleks dan modern. Kapal fregat ini mengintegrasikan berbagai fasilitas dan sistem yang memungkinkan operasional yang efektif dan fleksibel dalam berbagai misi, mulai dari operasi tempur hingga tugas kemanusiaan.
a. Fasilitas Penerbangan
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dilengkapi dengan fasilitas hangar helikopter yang memungkinkan operasional satu unit helikopter AS565 Panther. Hangar ini, bersama dengan flight deck yang terintegrasi, memberikan kapal ini kemampuan untuk melakukan berbagai misi udara, seperti pencarian dan penyelamatan (SAR), dukungan logistik, dan pengawasan. Keberadaan helikopter di atas kapal memperluas jangkauan operasionalnya dan meningkatkan kemampuan respons cepat dalam situasi darurat atau operasi penegakan hukum maritim.
b. Sistem Pendukung Operasional
Untuk memastikan operasi yang efisien dan berkelanjutan, KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dilengkapi dengan beberapa sistem auxiliary penting:
1. Sistem Energi:
- Generator Sets: Kapal ini menggunakan enam unit generator Caterpillar C32A yang masing-masing memiliki kapasitas 735 kWE, serta satu unit generator darurat dengan kapasitas 180 kWE. Sistem ini menyediakan pasokan listrik yang andal untuk seluruh kebutuhan operasional kapal, termasuk sistem persenjataan, sensor, dan peralatan elektronik.
Â
- Sistem Pendingin Udara: Untuk menjaga suhu optimal di seluruh kapal, KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dilengkapi dengan sistem pendingin udara yang mencakup dua unit chillers dengan distribusi redundant. Sistem ini penting untuk mengatur suhu ruangan yang mengakomodasi perangkat elektronik dan sistem sensor yang sensitif terhadap suhu.
2. Sistem Pembuatan Air Tawar:
Reverse Osmosis (RO) dan Evaporator: Kapal ini memiliki kapasitas pembuatan air tawar yang mencakup dua unit RO dengan kapasitas 14 m/hari masing-masing, serta dua unit evaporator dengan kapasitas 7,5 m/hari. Sistem ini memungkinkan kapal untuk memproduksi air tawar secara mandiri selama operasi jangka panjang di laut, mendukung kebutuhan awak kapal dan peralatan.
C. Kemampuan Operasional Jangka Panjang
Dengan berbagai fasilitas pendukung ini, KRI I Gusti Ngurah Rai-332 siap menjalankan misi di laut dengan ketahanan lebih dari 20 hari. Sistem pendukung kapal memastikan bahwa semua kebutuhan dasar awak kapal dan operasional kapal dapat terpenuhi dengan baik, bahkan dalam situasi yang menantang.
Kombinasi dari fasilitas penerbangan, sistem pendukung energi, dan kemampuan pembuatan air tawar membuat KRI I Gusti Ngurah Rai-332 menjadi kapal perang yang sangat capable dalam berbagai scenario operasional. Dengan fasilitas-fasilitas tersebut, kapal ini tidak hanya mampu menghadapi tantangan tempur tetapi juga siap memberikan bantuan kemanusiaan dan melaksanakan misi-misi maritim lainnya dengan efisiensi tinggi.